Senin, 16 Mei 2016

Sanrobone

Kabupaten Takalar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Takalar
ᨈᨀᨒᨑ
Lambang Kabupaten Takalar.png
Lambang Kabupaten Takalar
ᨈᨀᨒᨑ
Moto: Takalar Kota "MENYALA" (Menarik, Nyaman dan Asri)
ᨄᨑᨊᨘᨕᨀᨘ (Parannuangku)

-
Peta lokasi Kabupaten Takalar
ᨈᨀᨒᨑ
Koordinat: -
Provinsi Sulawesi Selatan
Dasar hukum -
Tanggal Peresmian -
Ibu kota Pattallassang
Pemerintahan
 - Bupati H. Burhanuddin Baharuddin
 - APBD -
 - DAU Rp479.073.701.000.-(2013)[1]
Luas 566,51 km2
Populasi
 - Total 250.000 jiwa [per kapan?]
 - Kepadatan 441,3 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon -
Pembagian administratif
 - Kecamatan 9
 - Kelurahan 22
 - Desa 61
Simbol khas daerah
 - Situs web www.takalarkab.go.id
Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang. Kab. Takalar terdiri dari delapan kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara, Mappakasunggu dan Manggarabombang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 566,51 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa.

Daftar isi

Sejarah

Kabupaten Takalar yang hari jadinya pada tanggal 10 Februari 1960. Sebelumnya, Takalar sebagai Onder afdeling yang tergabung dalam daerah Swatantra MAKASSAR bersama-sama dengan Onder afdeling Makassar, Gowa, Maros, Pangkajene Kepulauan dan Jeneponto.
Onder afdeling Takalar, membawahi beberapa district (adat gemen chap) yaitu: District Polombangkeng, District Galesong, District Topejawa, District Takalar, District Laikang, District Sanrobone. Setiap District diperintah oleh seorang Kepala Pemerintahan yang bergelar Karaeng, kecuali District Topejawa diperintah oleh Kepala Pemerintahan yang bergelar Lo’mo.
Setelah terbentuknya Kabupaten Takalar, maka Districk Polombangkeng dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Polombangkeng Selatan dan Polombangkeng Utara, Districk Galesong dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara, Districk Topejawa, Districk Takalar, Districk Laikang dan Districk Sanrobone menjadi Kecamatan TOTALLASA (Singkatan dari Topejawa, Takalar, Laikang dan Sanrobone) yang selanjutnya berubah menjadi Kecamatan Mangarabombang dan Kecamatan Mappakasunggu. Perkembangan selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 terbentuk lagi sebuah Kecamatan yaitu Kecamatan Pattallassang (Kecamatan Ibukota) dan terakhir dengan Perda Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 27 April 2007 dan Perda Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 27 April 2007, dua kecamatan baru terbentuk lagi yaitu Kecamatan Sanrobone (Pemekaran dari Kecamatan Mappakasunggu) dan Kecamatan Galesong (Pemekaran dari Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara). Sehingga dengan demikian sampai sekarang Kabupaten Takalar terdiri dari 9 (sembilan) buah Kecamatan, sebagaimana telah disebutkan terdahulu. Kesembilan kecamatan ini membawahi sejumlah 82 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk + 252,275 jiwa.[2]

Geografi

Keadaan Geografi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan dan perbukitan. Di bagian barat adalah daerah pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0–25 m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran didominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan tufa serta beberapa tempat batuan lelehan basal. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan SandraBone, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Kota dan Kecamatan Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4 buah sungai,yaitu Sungai Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung. Pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 Ha.
Kabupaten Takalar terletak antara 5031 sampai 50381 Lintang Selatan dan antara 1990221 sampai 1990391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51 Km2, yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8.254. Ha (14,57%), sawah seluas 16.436, 22 Ha (29,01%), perkebunan tebu PT. XXXII seluas 5.333,45 Ha (9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tegalan seluas 3.639,90 Ha (6,47%), kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%), pekarangan seluas 1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha (13,93%). Dengan batas wilayah Kabupaten Takalar sebagai berikut :
  • Sebelah Utara dengan kota Makasar dan Kabupaten Gowa
  • Sebelah Selatan dengan Laut Flores
  • Sebelah Barat dengan Selat Makassar
  • Sebelah Timur dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa
Wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari 9 (sembilan) Kecamatan masing-masing :

Potensi Wisata

Objek Wisata Perburuan Rusa

Kegiatan perburuan rusa merupakan kegiatan langka di sulawesi selatan. Sejak dulu kegiatan berburu rusa di desa Barugaya dan Ko'mara sudah sering dilakukan oleh para Bangsawan (Karaeng) pada hutan yang luasnya sekitar 2.000 Hektar. Setiap melakukan perburuan rusa, para Karaeng berkumpul di Baruga (Rumah Panggung) dan mempersiapkan perlengkapan berburu seperti pasukan berkuda, kentongan, dll. Dengan melihat kondisi alam yang masih alami seperti pegunungan, danau, dan hutan, maka selain berburu rusa para pengunjung dalat menikmati pemandangan alam, melakukan kegiatan memancing, memanjat tebing, dan berbagai kegiatan lainnya.[3]

Objek Wisata Sejarah Lapris

Pada tanggal 17 juli 1946 Ranggong Daeng Romo diangkat sebagai Pucuk Pimpinan Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi (lapris) yang beranggotakan 19 organisasi kelaskaran diseluruh Sulawesi Selatan dan Tenggara. Dalam kedudukannya sebagai Panglima Lapris di desa Bulukunyi yang sekarang dijadikan sebagai Monumen Lapris. Monumen Lapris yang dibangun di sebuah bukit didesa Bulukunyi sangat cocok dikunjungi oleh peneliti sejarah perjuangan bangsa dan para wisatawan karena pesona alam disekitar lokasi mendatangkan kesejukan tersendiri bagi pengunjung. Disamping itu, sekitar lokasi terdapat mata air yang dijadikan sebagai tempat permandian yang dikenal permandian alam saluka.

Objek Wisata Topejawa

Panjang Garis Pantai di Kabupaten Takalar sekitar 74 Km. Dari panjang garis pantai tersebut, terdapat 3 (tiga) Objek wisata Pesisir dikabupaten Takalar (Pantai Topejawa, Pantai Galumbaya dan Pantai Ujungkassi) Permandian Alam Topejawa yang panjangnya sekitar 800 meter banyak dikunjungi karena suasana berenang di laut yang menyenangkan, selain itu panorama alamnya yang memukau.
Selain pemanfaatan sarana wisata pada lokasi permandian alam seperti balai-balai, baruga (rumah panggung), pelelangan ikan sertai berbagai fasilitas lainnya. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas pantai seperti berenang, berjemur, olahraga pantai, membakar ikan segar, berlayar dengan perahu tradisional (balolang), dan aktivitas pantai lainnya.

Objek Wisata Pulau Sanrobengi

Sanrobengi adalah pulau kecil yang memiliki potensi sebagai pusat kunjungan karena selain berpasi putih juga dapat dilakukan kegiatan-kegiatan laut seperti berenang, menyelam, berjemur, memancing, membakar ikan segar, dan berbagai kegiatan laut lainnya. Selain kegiatan laut, pulau Sanrobengi ditunjang oleh sarana pendukung TPI Di Desa Boddia, Kecamatan Galesong, dan dermaga lainnya.

Objek Wisata Terumbu Karang Pulau Tanakeke

Kepulauan Tanakeke terdiri atas Pulau Tanakeke, Bauluang, Satanga, dan Dayang-dayangan menyimpan perpaduan objek wisata alam yaitu agrowisata, berburu/atraksi menangkap ikan, pantai dan penyelam. Pulau-pulau tersebut menyimpan keanekaragaman hayati yang unik, yaitu ikan Baronang, Biawasa, Kepiting Dato, dengan ukuran cangkangnya mencapai 25 cm, hutan bakau, padang lamun yang tumbuh di pasir putih, cocok untuk permandian alam jemur di pasir putih sambil menikmati hidangan khas bakar ikan laut, dan terumbu karangnya yang asri, cocok untuk penyelam.

Objek Wisata Benteng Sanrobone

Pembuatan tembok dan dinding benteng Sanrobone dilakukan oleh Dampang Panca Belong (Raja I Kerajaan Sanrobone) atas perintah Raja Gowa dan dikerjakan oleh rakyat secara gotong royong sekitar abad XVI. Benteng Sanrobone terbuat dari batu bata dan terbentuk perahu dengan panjang sekitar 3,7 km. Benteng tersebut mempunyai 7 pintu benteng yaitu 4 pintu besar searah dengan mata angin dan 3 pintu kecil. Beberapa bukit sejarah di antaranya, Meriam dengan berat sekitar 150 kg, keris pusaka, dan makam Raja Sanrobone (kabbanga) Benteng ini menarik dikunjungi karena bernilai sejarah masa lalu mengenai keberadaan dan perjuangan Kerajaan Sanrobone di Sulawesi Selatan.

Pranala luar

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
  2. ^ "Sejarah Kab. Takalar". 23 Juli 2012.
  3. ^ "Potensi wisata Kab Takalar". 23 Juli 2012.

Sanrobone

  • Districk Laikang dan Districk Sanrobone menjadi Kecamatan TOTALLASA (Singkatan dari Topejawa, Takalar, Laikang dan Sanrobone) yang selanjutnya berubah menjadi
    10 KB (1.062 kata) - 3 April 2016 11.10
  • Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan pada abad ke-17. Ia wafat dan dimakamkan di Sanrobone, Sulawesi Selatan. Keturunannya dikemudian hari ikut membentuk masyarakat
    1 KB (63 kata) - 6 Februari 2016 10.05
  • memiliki putra yakni Raja Gowa ke-19 I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung. Salah satu dari putra Sultan
    8 KB (581 kata) - 22 April 2016 10.07
  • sampai 1677, dan wafat 15 Agustus 1681 I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung. (1677-1709) La Pareppa Tosappe
    15 KB (1.490 kata) - 26 April 2016 13.29
  • meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng
    7 KB (827 kata) - 31 Desember 2014 01.08

Benteng

Benteng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Disambig gray.svg
Benteng Batavia (lukisan oleh Andries Beeckman, sekitar 1656)
Menara sudut benteng Fort Nieuw Victoria di Ambon pada masa Hindia Belanda
Benteng adalah bangunan untuk keperluan militer yang dibuat untuk keperluan pertahanan sewaktu dalam peperangan. Benteng sudah dibangun oleh umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu dalam berbagai bentuk dan pada akhirnya berkembang menjadi bentuk yang sangat kompleks.
Di Indonesia, benteng yang masih ada umumnya adalah tinggalan dari kolonialisme Eropa, terutama Belanda.

Mappanretasi

Mappanretasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mappanretasi, festival adat Pesta Laut di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
Mappanretasi (bahasa Bugis Mappanre dan Tasi, (Indonesia) memberi makan laut) atau lebih dikenal dengan Pesta Laut atau Pesta Pantai, adalah sebuah festival adat suku Bugis yang diturunkan secara turun-temurun[1] dan dilaksanakan setiap bulan April di Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia.
Festival yang dikelola oleh Pemda setempat, Dinas Pariwisata, dan Lembaga Adat Ogi ini dihadiri oleh Bupati, Kapolres, dan seluruh unsur Muspida.[1]
Mappanretasi, sebagai Pesta Pantai, telah diabadikan dalam sebuah lagu yang diciptakan oleh Hamka dalam album Putri Junjung Buih / Panting Dangdut Banjar Volume 1 dan dipopulerkan oleh penyanyi dangdut Meggy Z.[2]

Daftar isi

Maksud dan Tujuan

Mappanretasi merupakan pelabuhan budaya bagi seluruh suku yang ada di kabupaten Tanah Bumbu. Festival yang dilangsungkan selama tiga minggu di bulan April ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang dilimpahkan dari pantai Pagatan yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat bugis Pagatan yang berprofesi sebagai nelayan.[1]

Kegiatan Teknis

Pelaksana utama Mappanretasi ini adalah seorang Sanro, yaitu tokoh bugis pagatan yang gelarnya itu diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Sanro ini didampingi oleh 12 dayang-dayang, 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
Secara umum, pelaksanaan Mappanretasi ini dilakukan dengan melarungkan atau menghanyutkan beberapa jenis makanan tertentu (bahasa Jawa: sajen), seperti pisang barengseng, pisang raja, nasi ketan putih, hitam, kuning, dan merah jambu (yang melambangkan unsur di bumi), serta ayam jantan hitam si Kadi dan ayam betina si Manis.
Sajen dan ayam-ayam ini dinaikkan di atas kapal nelayan yang sudah disiapkan, disambut oleh dayang-dayang Sanro. Sementara Sanro memberi aba-aba agar kapal bertolak dari pantai menuju ke titik tengah pantai (posisi ini telah ditentukan sebelumnya pada malam hari sebelum acara puncak dilaksanakan).
Setelah posisi tepat berada di titik tengah pantai yang telah ditentukan, upacara pemotongan ayam dan melarutkan sajenpun dilakukan, diiringi oleh doa selamat.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d Jhonlinmagz.com (29 Mei 2012). "Mappanretasi Pesta Adat Pagatan Tanah Bumbu".
  2. ^ Wikipedia Bahasa Indonesia. "Daftar Pencipta Lagu-lagu Banjar (Hamka)".

Pranala luar

Sanro


  • Mappanretasi ini adalah seorang Sanro, yaitu tokoh bugis pagatan yang gelarnya itu diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Sanro ini didampingi oleh 12
    4 KB (334 kata) - 10 Maret 2016 07.33
  • ditayangkan oleh Astro Awani) Sound Break Resapan Pagi Dalleta Kuliner Malam Teai Sanro Gaul Strike Advanture Otomotif Analog SKD (Selera Kota Daeng) Ronda Kampung
    4 KB (439 kata) - 3 Maret 2016 03.35
  • Arena Ski Tateyama Sanroku Gokurakuzaka, Jepang.
    3 KB (225 kata) - 9 April 2013 21.55
  • Kouhosei yarukkyanai Mon! (TV Asahi, 1987) Saturday Wide Gekijou "Fuji Sanroku Satsujin Jiken" (TV Asahi, 1987) Hikari Sentai Maskman (TV Asahi, 1987)
    2 KB (224 kata) - 6 Februari 2016 07.39
  • Shotaro Yano : 1947 Takeo Kurisu : 1947-1948 Tokutaro Kitamura : 1948 Sanroku Izumiyama : 1948 Hayato Ikeda : 1949-1952, 1956-1957 Tadaharu Mukai : 1952-1953
    1 KB (169 kata) - 27 April 2013 22.27
  • berusia lanjut tanpa generasi penerus. Minuman cider dengan merek, Yōrō Sanroku (養老山麓サイダー?) kini diproduksi oleh perusahaan lain. Spring (hydrosphere)
    3 KB (305 kata) - 12 Maret 2013 12.38
  • taman kota di dekat pangkal gunung tersebut. Taman Katsuragi Sanroku (葛城山麓公園, Katsuragi Sanroku Kōen?) berada tepat di timur laut pangkal gunung tersebut
    6 KB (549 kata) - 15 Maret 2016 21.20